II

Naya sedari tadi hanya bisa diam duduk di sofa ruang tamu sambil mengelus elus kucing milik Jinan, namanya Choko. Tidak ada obrolan sama sekali antara Jinan dan Naya, karena sepertinya Jinan sedang sibuk mengurus hal pribadinya.

“Oh iya Naya, sama mau nanya. Kamu kelas berapa sih?”

Gadis yang merasa namanya dipanggil itu pun langsung mengarahkan pandangannya pada Jinan. “Aku kelas 9 kak.”

“Kelas 9 yaa..”

Naya mengangguk pelan, “Kalau kakak kelas berapa? Atau udah kuliah?”

“Saya beda satu tahun sama kamu.”

“Berarti kelas 10 dong?”

“Iya.”

Naya ber-oh-ria setelah mendengar jawaban dari Jinan, ternyata tebakannya benar. “Btw kak, kakak pindahan dari luar kota atau gimana?”

Jinan mengangguk, “Iya saya pindahan dari Jakarta.”

“Jakarta?? Kenapa pindah kesini?”

Laki-laki itu terkekeh. “Iya, soalnya mama dan papa ada kerjaan yang ngeharusin satu keluarga pindah ke Bandung, gituu.”

“Wow.. Terus sekolahnya gimana?”

Jinan lagi lagi terkekeh mendengar pertanyaan Naya “Hahaha, kamu anaknya emang suka kepo-an ya Naya?”

Naya menggigit bibirnya, dirinya keceplosan untuk bertanya tanya. “Umm hehehe, iya kak.. gue orangnya ag—

— Eh, maksudnya aku agak kepoan..”

“Pake gue-lo aja gak apa apa kok, senyamannya lo aja Nay.” Ucap Jinan tersenyum.

Naya tertawa canggung, rasanya Naya ingin keluar dari rumah Jinan detik ini juga. “Iya kak..”

“Tadi lo kan nanya, kalau sekolah gue gimana? Ya mau gak mau gue juga harus pindah sekolah kesini dong? Tapi masalahnya gue gak tau mau sekolah dimana, Nay.” Ucap Jinan.

Naya melipat kedua tangannya, “Gimana kalau ke Sky High School aja kak? Aku rencananya bakal disitu juga!”

“Sky High School?”