jae, ayo!

Laki-laki berambut coklat kehitaman itu sudah siap dengan motor hitam kesayangannya, pagi ini. Dirinya bahkan sudah bersiap dari jam setengah 5. Tentu saja karena seseorang yang akan ia antar sangat special baginya.

“Kak! Mau kemana pagi pagi ginii?” Tanya Jessie, adik perempuan Jaendra.

“Mau ke sekolah lah dek, ngapain lagi?” Jawabnya sebari membenarkan helmnya.

Sang adik mengerutkan dahinya, lalu pandangan matanya bergerak menuju jam tangan miliknya. “Kan masih jam 6, kenapa cepet banget? Biasanya kan kakak ke sekolah jam 7 lewat.”

Jaendra tersenyum, “Ya adalah, kamu kan tau, Jes.”

Jessie memutar bola matanya, lalu membiarkan kakaknya itu melakukan aktivitasnya.


“Pencet bel gak ya..” Gumam Jaendra.

Jaendra menghembuskan napas pelan, mungkin lebih baik untuk chat Danice saja, lagi pula masih terlalu pagi untuk membunyikan bel.

“Gue kepagian ga sih..?”

Baru saja Jaendra ingin menelpon Hesa untuk meminta saran, Danice sudah membuka pintu rumah dengan seragam lengkapnya.

cantik

“Jae, ayoo!” Panggilnya sebari berlari menuju Jaendra.

“Lo kenapa pagi banget? Untung gue udah bangun, kalo enggak gimana?”

Jaendra tersenyum melihat Danice yang mengomel. Gemes, katanya. “Iya gue sengaja Dane, biar bisa santai nikmatin udara pagi,”

“Mau gak?”

Danice mengangguk ragu, “Yaudah, ayo..”